JANGAN DILIHAT SEREM

Sabtu, 30 Juni 2012

Cerita Seram di Padang Sari


Memasuki umur 12 tahun aku termasuk anak yg aktif dan selalu punya ide2 untuk membantu mencari nafkah untuk orang tua dikarenakan ayah saya masih ngungsi di dusun Padang sari (Sumatera utara) karena urusan utang.

Pagi buta sebelum berangkat sekolah aku berjualan sarapan keliling dengan keranjang ditangan menjajakan kue2 sederhana dan juga ketan putih yg di olesin srikaya dan kelapa parut.
Siang hari sepulang sekolah aku berkeliling keseluruh bengkel motor dan mobil serta pasar2 untuk mencari besi tua untuk dijual seharga Rp 25,- per kilo.

Posisi rumah kami itu didalam gang tapi banyak cabang dari gang tersebut dan masih memiliki lahan atau tanah yg luas2 yg banyak ditumbuhi oleh pohon2 dan semak belukar.
Salah satu cabang dari gang tersebut adalah menuju pasar yg dinamakan pasar Parluasan dimana saya sering melewatinya karena jalanannya masih dari tanah yg dipadatkan dan jalannya lebar cukup untuk 3 mobil lewat bersamaan.
Disamping kiri jalan tersebut hanya ada beberapa rumah ,itupun berjarak beberapa ratus meter antara satu dengan yg lainnya. Di tenggarai oleh pohon2 kelapa dan sisanya adalah rerumputan.
Disamping kanan jalan memang berderet rumah2 sederhana dan sebuah mesjid yg cukup besar menurut ukuran orang kampung.
Aku sendiri sering bermain di bersama teman2 seusiaku diseberang mesjid tersebut dimana disana tumbuh 2 batang pohon kelapa dan beberapa batang pohon papaya serta singkong dan sedikit semak2. kami sering bermain membuat mobil2an , sepak bola dan sering berayun2 ditali yg diikat dipohon kelapa.
Anehnya pohon kelapa yg tumbuh disana bentuknya seperti pohon kelapa yg tumbuh dipantai2 dimana bentuknya tidak tegak lurus. Tapi melengkung karena sewaktu tumbuh terus2 an tertiup angin.
Singkat cerita tibalah saat perayaan hari raya korban atau hari raya haji dimana ada keramain di mesjid yg saya ceritakan tadi.
Hewan kurban yg akan disembeli adalah 2 ekor sapi dan 2 ekor kambing dimana dipastikan tempat melaksanakan kurban tersebut adalah di seberang mesjid tersebut……Tempat biasanya kami bermain…..
Dan biasanya tempat tersebut akan ramai sekali oleh orang2 yg ngantri untuk mendapatkan daging kurban tersebut.
Aku sendiri bukan beragama Islam tapi beragama Kristen.
Tapi aku sangat akrab dengan semua muslim di sana dan telah dianggap tidak ada perbedaan dengan mereka dan dihargai oleh seluruh muslim disana karena aku sering membantu acara2 dimesjid tersebut dan karena kami keluarga kurang mampu.

Tibalah acara pemotongan kurban dimana darahnya kurban tersebut menetes ketanah dan berserakan diantara rumput dan tempurung kelapa bekas yg banyak terdapat disana.
Daging kurban tersebut dipotong kecil2 dan dimasukkan kedalam kantong plastic untuk selanjutnya dibagikan kepada orang2 yg ngantri….termasuk….aku.
Dengan riang aku menenteng daging campuran sapid dan kambing tersebut pulang.

Pagi buta jam 3 subuh aku dibangunkan oleh ibuku dan diminta ke pasar untuk membantu abangku yg berjualan ikan segar dipasar tersebut yg memang beraktivitas dari jam 3 sampai jam 7 pagi saja.
Akupun berangkat menuju pasar dimana arahnya adalah melewati mesjid tersebut .
Sekitar 10 langkah sebelum melewati tempat pemotongan hewan kurban kemaren aku dikejutkan oleh suara yg bergeruduk seperti suara benda yg tidak bulat menggelinding dikayu. Berhenti sesaat mendengarkan kembali suara itu terdengar lalu sepi lg.
Rejeki nomplok pikirku,pasti ada kelapa yg jatuh sampai banyak begitu. Lumayan jika aku pungut dan bawa kepasar nih…berbekal korek api aku mencari rumput kering dan disatukan terus di sundut dengan korek api. Sebagai obor untuk mulai memasuki lahan tersebut dan mulai mencari cari.
Yg tidak kusadari adalah itu adalah jalan menuju pasar dan diberang adalah mesjid dimana biasanya pada jam2 segitu mulai ramai yg ingin sholat atau menuju pasar.
Tapi hari itu tidak ada satu orangpun yg terlihat.

Sibuk mencari kelapa dengan obor ditangan kesana kemari kok belum ketemu yah…
Tiba2 suara geruduk tersebut terdengar lagi disalah satu pohon kelapa itu dan langsung aku menuju kesana mencarinya…
Suara geruduk makin ramai sekitar 2 atau 3 kali lagi…
Sampai dilokasi memang betu ada 3 buah kelapa ditanah…tetapiii masih menggelinding.
Satu lagi kelapa yg akan jatuh karena aku mendengar bunyi tes, seperti suara buah yg terlepas dari tangkainya…
Otomatis langsung obor kuarahkan keatas karena tidak mau aku tertimpa oleh buah kelapa.
Bulu kuduk mulai merinding begitu kuperhatikan cara buah kelapa tersebut jatuh.
Karena jatuhnya bukan tegak lurus seperti biasanya tapi menggelinding mengikutin batang pohon kelapa tersebut yg melengkung. Benar menggelinding dgn lamban sampai ditanah yg terus kuikuti dengan nyala obor. Buah kelapa tersebut menggelinding ditanah terus sampai berkumpul dengan 3 buah kelapa yg pertama sudah ditanah dan membentuk kerumunan
4 buah kelapa itu semuanya bergerak2 dan mengerumuni sesuatu ditanah. Aku mundur dua langkah dimana keringat dingin keluar dan kuduk sudah mulai merinding.
Obor kuarahkan lebih dekat ke kerumunan kelapa tersebut bermaksud mengusir mereka.
Malah yg terlihat kelapa2 tersebut sedang berrebut……….Darah bekas kurban tadi siang yg tertampung di salah satu tempurung kelapa.
Secara serentak buah kelapa tersebut berpaling…yah..berpaling kearahku karena merasa terganggu sebab aku mendekatkan obor kearah mereka…
Terlihatlah bahwa buah kelapa itu memiliki mata hidung serta mulut yg masih belepotan darah dan menyeringai sambil berlompatan….
Aku lsg membeku dan tidak bias bergerak, hanya mata ku yg melotot serta mulut menganga dengan posisi agak membungkuk serta kesadaran yg terasa hilang beberapa saat…
Beruntung…yah..beruntung obor rumput yg kupegang ditangan sudah pendek dan mulai membakar telapak tanganku. Itulah yang menyadarkan aku sehingga reflek aku membuang obor tersebut dan seketika badan terasa bias bergerak lagi.
Langsung berbalik dan aku berlari kencang dikegelapan dan menabrak beberapa batang pohon singkong. Sewaktu berlari masih kudengar suara menggeruduk mengejar dibelakang. Sampai tiba2 aku menabrak seorang berbaju putih yang ternyata ustadz di mesjid seberang lahan ini. Dan akupun lsg lemas terkulai di hadapannya. Serta merta aku di bopong kedalam mesjid yg terang dan masih belum ramai itu.
Setelah disiram dengan air yg dingin dikepalaku baru aku bisa sadar dan menceritakan kejadian tersebut kepada ustadz itu.
Diluar dugaan sang ustadz terlihat lsg semangat dan berlari menuju areal lahan tersebut mencari2 dengan senter ditangan. Tetapi sudah tidak ada apapun yg bergerak disana.
Sang ustadz kembali ke mesjid dengan kecewa dan menerangkan kepada aku begini :
Sudah lama dia ingin mencari jenis hantu tersebut karena menurut kakeknya bahwah bila berhasil menangkap hantu kelapa tersebut dan membelahnya, maka didalam kelapa tersebut akan menemukan barang2 yg terbuat dari EMAS

Sampai berhari2 kedepannya dilahan tersebut pak ustadz dan beberapa orang menungguin…tapi hantu kelapa tersebut tidak muncul lagi walau telah dipancing menggunakan darah sapi didalam ember…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar